Sejarah Pocari Sweat : Perjalanan Panjang Untuk Mencapai Sebuah Kesuksesan
Line Todays - Kesuksesan
Pocari Sweat sebagai produk minuman kesehatan yang terkemuka tidak didapat
dalam waktu singkat. Membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mendapatkan
hasil hingga bisa sukses seperti saat ini. Perlu perjuangan, kegigihan dan
pengorbanan untuk mencapainya. Berikut ini kisah perjalanan sejarah Pocari Sweat
dari awal hingga mencapai kesuksesan.
.
***
(1)
Tokushima,
1973
Di
sebuah pabrik terlihat seseorang sedang mengamati para pekerja sedang melakukan
tugasnya. Secara tekun dia mengawasi dan memastikan bahwa tidak ada masalah
dalam proses produksi. Berusaha dekat dengan para pekerja dan berinteraksi
dengan mereka. Dia adalah Akihiko Otsuka , kepala pabrik di Otsuka
Pharmaceutical. Akihiko merupakan anak dari Masahito Otsuka yang menjadi
presiden direktur dan cucu dari pendiri perusahaan. Dalam kepemimpinan Masahito
yang kharismatik, perusahaan sudah memproduksi beberapa obat yang menjadi
andalan perusahaan seperti obat oles Oronine G dan minuman Oronamin C.
Seakan tidak mau kalah dengan kesuksesan kakek dan ayahnya, Akihiko ingin menciptakan
sebuah produk yang belum pernah ada. Akihiko yang baru berusia 35 tahun
bertekad untuk mengembangkan produk yang dapat menjadi pilar perusahaan dengan
tangannya sendiri.
Suatu
hari Akihiko didatangi oleh Rokuro Harima, salah seorang staf-nya yang bertanggung
jawab dalam pengembangan minuman. Harima yang berpenampilan serius dijuluki
sebagai ahli rasa dan dipercaya menangani pengembangan produk andalan Oronamin
C. Harima mengeluarkan sebotol cairan infus dan mengusulkan dijadikan sebuah
produk minuman. Usul ini tentu saja membuat kaget dan bingung Akihiko,
bagaimana mungkin cairan infus bisa menjadi sebuah minuman?
Harima
lalu bercerita tentang pengalaman buruk yang dialaminya saat berada di Meksiko.
Saat itu Harima yang sedang melakukan survey mengalami diare parah karena
kondisi air bersih disana cukup buruk. Dia dirawat di rumah sakit yang
fasilitas medisnya terbatas, bahkan cairan infus pun tidak ada. Oleh seorang
dokter dia diberi obat harus minum dengan air soda karena kondisi air putih
disana kurang baik. Dokter itu lalu menjelaskan air dan zat gizi
berkurang secara drastis karena diare . Kalau tidak menambah kadar air tubuh
akan terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan. Akhirnya Harima mengerti dan
teringat peristiwa ketika melihat seorang dokter yang meminum cairan infus
untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah melakukan operasi berjam-jam.
Saat itu Harima mempunyai ide untuk mengembangkan cairan infus sebagai
produk yang layak diminum.
Akihiko
menyimak serius pengalaman dan ide Harima tadi. Sesaat dia meresapi usulan
itu.Namun menurutnya belum saatnya cairan infus diproduksi menjadi layak minum.
Harima terlihat sedikit kecewa dengan jawaban tersebut.
***
(2)
Eksperimen
Tanpa
terasa tiga tahun waktu berlalu. Tahun 1976 Akihiko Otsuka sudah menjadi
Presiden Direktur Otsuka Pharmaceutical ke-3 dalam usia 38 tahun menggantikan
posisi ayahnya. Pada suatu hari Akihiko memanggil Harima kedalam ruangannya.
Harima datang didampingi staf-nya seorang peneliti muda yang bernama Akihisa
Takaisci yang berusia 33 tahun.
Akihiko
mengungkapkan bahwa dia ingin mengembangkan minuman cairan infus yang diusulkan
oleh Harima tiga tahun yang lalu. Harima cukup kaget mendengarnya, namun
terlihat senang dan tersenyum - suatu hal yang sangat jarang terjadi. Akihiko
menambahkan, inilah saatnya untuk mengembangkan minuman tersebut dengan alasan
banyak orang melakukan jogging yang sedang trend. Dengan jogging otomatis
keringat akan banyak keluar dari tubuh. Akihiko ingin menciptakan sebuah
minuman kesehatan yang bisa menggantikan cairan keringat yang sudah keluar dari
tubuh tadi, tentu dengan komposisi yang sama dengan dengan keringat agar tenaga
cepat pulih kembali. Namun tentu saja dengan rasa yang berbeda dengan keringat.
Konsep rasa dijelaskan oleh Akihiko yaitu membuat minuman yang mempunyai rasa
yang tidak membosankan. Walaupun diminum setiap hari tetapi harus terasa enak
ditenggorokan!
Setelah
mengerti apa yang diinginkan oleh sang presdir, akhirnya Harima dan Takaichi
meninggalkan ruangan. Harima menyerahkan tugas ini sepenuhnya kepada Takaichi
dan menyanggupinya.
***
Sejak
saat itu Takaichi mulai melakukan eksperimen-eksperimen. Dimulai dengan pergi
ke sauna untuk mengetahui bagaimana rasa keringat itu sesungguhnya dan ternyata
rasanya asiiiiiin banget bisiknya saat mencicipi keringatnya sendiri. Lain
waktu dia berjalan-jalan disekitar kantor, kembali menyimpan keringatnya ke
dalam gelas. Sesampainya di laboratorium dia menganalisa komposisi keringatnya
saat berjalan dan membandingkannya dengan keringat saat disauna. Dan
ternyata hasilnya cukup mengagetkan. Komposisi nilai konsentrasi kadar garam
atau ion Natrium saat di sauna mencapai 145, sedangkan saat berjalan hanya 20.
Takaichi baru menyadari bahwa keringat-pun memiliki beberapa jenis. Untuk mandi
sauna atau olahraga berat menciptakan keringat dengan kadar garam yang tinggi
sedangkan kegiatan sehari-hari menciptakan keringat dengan kadar garam rendah.
Minuman yang ingin diciptakan oleh perusahaan adalah minuman menambah kadar air
tubuh dalam kehidupan sehari, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minuman
yang harus dibuat adalah dengan membuat minuman dengan komposisi kadar garam
yang rendah.
Lalu
Takaichi membuat minuman ujicoba, dengan persis mengikuti komposisi keringat
saat dia berjalan-jalan. Setelah mendapat rasa yang diinginkan kemudian dia
menghadap Harima untuk melaporkan hasil eksperimennya. Harima segera
meminum ramuan tersebut. Sebagai seorang ahli rasa dia mengatakan dengan jujur
bahwa minuman itu rasanya pahit. Dalam komposisi keringat, selain mengandung
ion Natrium yang mengandung rasa asin, terkandung juga Ion Kalium dan
Magnesium yang mengandung rasa pahit. Inilah yang menyebabkan ramuan Takaichi
ada rasa pahit. Harima mengatakan bahwa rasa pahit tidak bermasalah jika diminum
sebagai obat, namun ia mengingatkan bahwa yang ingin diciptakan oleh perusahaan
adalah sebuah minuman ringan. Jadi, jangan lupakan itu! ujarnya sambil
meninggalkan Takaichi yang terlihat kebingungan.
***
(3)
Penemuan
Tak Terduga
Tahaichi
berusaha keras menciptakan minuman yang diinginkan perusahaan. Bukan hanya di
kantor, dirumah pun dia masih memikirkan minuman tersebut. Bahkan pada hari
libur sekalipun dia tetap melakukan penelitian. Dan akhirnya terlintas ide
untuk menambah pemanis alami untuk menghilangkan rasa pahit. Hal itu diakui
Harima saat mencicipi ramuan baru tersebut. Namun yang menjadi permasalahan
baru adalah minuman itu justru menjadi manis. Komposisi menjadi tidak seimbang
ungkap Harima. Apa yang ingin diciptakan perusahaan adalah minuman kesehatan,
bukan minuman jus. Maka kadar gulanya harus ditekan serendah mungkin. Harima
mengingatkan kadar gula dalam minuman tersebut harus dibawah 10%. Saat itu
hampir semua minuman memiliki kadar gula 12% dan itu menjadikan minuman itu
laris. Takaichi berpikir keras untuk menemukan ramuan yang diinginkan oleh
atasannya itu. Ia kembali berkutat dalam lab ujicobanya. Minuman yang
tidak terlalu manis tanpa rasa pahit. Lebih dari 1000 jenis ujicoba sudah
dibuatnya. Dengan tekun dan tanpa putus asa, Takaichi mencoba dan mencoba
eksperimen yang dibuatnya.
***
Dan
akhirnya setelah hampir 3 tahun melakukan eksperimen dan serangkaian ujicoba.
Suatu hari di bulan Mei 1979 Harima membawa ramuan tersebut kepada Akihiko.
Sang presdir segera meminum ramuan terbaru itu. “Masih tetap ada rasa pahit”,
ucapnya dingin dan dibenarkan oleh Harima. Takaichi merasa tertekan dan
menghela nafas panjang.
Kemudian
salah seorang karyawan masuk ke dalam ruangan , dia ingin Presiden
Direktur Akihiko menguji minuman uji coba serbuk instan yang sedang
dikembangkan. Minuman itu segera dicicipi. Masih belum sempurna, ucapnya datar.
Akihiko
terlihat menerawang. Tanpa diduga dia mencampurkan kedua minuman yang belum
sempurna itu dan segera mencicipinya. “Ini baru enak!” ucapnya penuh keyakinan.
Harima dan Takaichi ikut mencicipi. Harima membenarkan. Rasa pahitnya
hilang, ujar Takaichi. Ternyata minuman instan rasa jeruk ini bisa membuat
netral. Harima menjelaskan mungkin rasa pahit yang khas dari jeruk dapat
menutupi rasa pahit yang tidak enak. Presiden Direktur Akihiko tersenyum dan
kembali meminum racikan campurannya tadi dan tersenyum penuh kemenangan.
Sejarah besar akan segera dimulai.
***
Takaichi
kembali bersemangat. Dia membeli berbagai jenis jeruk dan mencampurnya dengan
minuman kesehatan. Setelah melakukan serangkaian ujicoba akhirnya dia menemukan
jenis jeruk yang berhasil menutupi rasa pahit. Takaichi akhirnya
berhasil membuat minuman dengan kadar gula dibawah 10%. Terpilih 2 jenis
minuman untuk ujicoba tahap akhir : kadar gula 6,2% dan 7%. Untuk
memperoleh tanggapan yang objektif Harima meminta peneliti lain untuk
mencobanya. Para peneliti menyukai rasa manis yang secara mutlak yaitu kadar
gula 7%.
Namun
Harima sang ahli rasa mempunyai suatu ide.
***
Beberapa
hari kemudian, sesudah ujicoba di laboratorium Harima mengajak para peneliti
bawahannya melakukan naik gunung dalam kota Tokushima. Sesampainya di puncak
gunung Harima mengeluarkan dua jenis botol minuman : A dan B. Harima kemudian
meminta para peneliti meminumnya. Semua mengatakan bahwa minuman A terlalu
manis dan B lebih enak. Harima mengatakan bahwa minuman A dengan kadar gula 7%
dan minuman B 6,2%. Harima menjelaskan saat berkeringan minuman dengan kadar
gula sedikit terasa segar dan lebih enak. Selain itu karena ini minuman
kesehatan maka harus terasa enak diminum saat kita melakukan aktifitas. Harima
kembali tersenyum.
***
Harima
dan Takaichi kembali menghadap Presiden Direktur Akihiko. Setelah mencicipi
minuman yang ditawarkan tanpa ragu Akihiko menyetujui minuman tersebut. Dalam
sebuah rapat dengan direksi, Akihiko memperkenalkan minuman yang baru
kembangkan dan meminta direksi untuk mencobanya. Seorang direksi dengan terus
terang kurang menyukai minuman tersebut karena rasanya tawar. Direksi
lain mengatakan rasanya asin dan tidak akan laku. Hampir semuanya memberikan
reaksi negative. Hingga akhirnya Presiden Direktur Akihiko angkat bicara.
“Saya
mengerti tanggapan Anda. Tetapi Anda saat ini meminumnya dalam ruangan rapat.
Coba meminumnya setelah berkeringat dan dipersilahkan minum berulang kali .
Dengan demikian Anda baru akan mengerti hebatnya produk ini.”
Kemudian
Akihiko berdiri dan dengan penuh keyakinan mengatakan, “Saya putuskan
perusahaan kita akan menjual minuman ini!” Lalu menatap Harima dan Takaichi
dibalas dengan anggukan keduanya. Mereka lega dengan keputusan ini. Akhirnya
setelah beberapa tahun bereksperimen, hasil kerja keras mereka dapat terwujud
dan akan di produksi.
Produknya
diberi nama Pocari Sweat, yaitu kata Pocari yang memiliki kesan
menyegarkan dan digabung dengan kata Sweat yang memiliki arti keringat dalam
bahasa Inggris.
***
(4)
Reaksi
Konsumen
Pada
bulan April 1980 penjualan Pocari Sweat dimulai. Tim marketing yang dipimpin Jiro
Tanaka oleh mulai mengunjungi toko pengecer langganannya. Namun ketika para
pengecer mencoba rasa Pocari Sweat mereka menolak karena rasanya tidak lazim.
Mereka mengatakan rasanya tanggung, manis tidak, asin juga tidak. Mereka juga
tidak yakin bahwa minuman tersebut akan laku dan menolak untuk menjual di
tokonya. Demikian pula dengan toko pengecer lainnya.
Tim
marketing tidak putus aja. Mereka membuat kios diberbagai event dan menawarkan
langsung kepada konsumen. Namun dengan cara seperti ini pun gagal. Konsumen
merasa minuman ini rasanya aneh dan nggak jelas. Bahkan diantaranya ada yang
marah dan mengguyur seorang marketing dengan Pocari Sweat dari gelasnya.
Reaksi
konsumen sangat buruk, sebagaimana yang sudah dicemaskan oleh direksi. Jajaran
marketing cukup terpukul dengan kondisi ini. Presiden Direktur Akihiko berpikir
keras dan membuat keputusan yang cukup mengagetkan dengan menyuruh para
marketing membagikan Pocari Sweat secara gratis dengan jumlah tidak terbatas.
Akihiko
mengatakan bahwa keunggulan Pocari Sweat tidak bisa dirasakan kalau tidak diminum
berulang-ulang. Jangan menghitung kerugian dulu, yang penting
mensosialisasikankonsep produk secara tepat daripada menjual produk. Dengan
demikian nanti konsumen akan mengerti konsep Pocari Sweat ujarnya dengan penuh
keyakinan. Dan penjualan akan meningkat belakangan lanjutnya, ucapnya
meyakinkan para marketing.
***
(5)
Titik
Balik
Tanaka
dan para staf marketing saling berbagi ide, dimana tempat yang paling efektif
untuk membagikan Pocari Sweat secara gratis. Dan dimulailah operasi pembagian Pocari
Sweat secara gratis besar-besaran di seluruh Jepang. Tanaka menuju ke lapangan
baseball sambil berteriak-teriak memanggil anak-anak untuk berkumpul dan
mencoba Pocari Sweat secara gratis. Dia langsung membuka cool-box dan
membagikan Pocari Sweat kepada semua anak yang tengah kehausan setelah capai
bermain baseball.
Anak-anak
segera meminumnya dan ketika ditanya Tanaka bagaimana rasa minuman tersebut
mereka menjawab serempak, “Enaaaaak!” Tentu saja Tanaka senang dan semakin
bersemangat menjelaskan manfaat dan konsep Pocari Sweat sebagai pengganti
cairan tubuh yang hilang ketika olahraga.
Staf
marketing yang lain membagikan Pocari Sweat di berbagai tempat dan mendapat
reaksi yang positif dari calon konsumen. Kepada konsumen yang baru selesai
mandi , kepada ibu-ibu yang kelelahan. Rata-rata mengatakan rasanya aneh tapi
enak. Mungkin mereka belum familiar dengan rasa tersebut.
Tanaka
dalam laporan kepada Presiden Direktur Akihiko mengatakan bahwa konsumen sudah
menyadari bahwa Pocari Sweat itu sangat bermanfaat. Namun dari divisi keuangan
melaporkan bahwa perusahaan sudah mengalami kerugian hingga Rp 400 Milyar
dengan pembagian gratis ini dan meminta segera dihentikan. Namun Akihiko
berpendapat lain. Dia ingin tetap program gratis ini diteruskan hingga akhir
tahun dengan suatu keyakinan bahwa suatu saat keuntungan besar akan diraih.
***
Musim
Panas 1981
Telepon
berbunyi di ruangan marketing. Tanaka segera mengangkatnya sambil
mengipas-ngipas tubuhnya karena kepanasan. Ternyata telepon dari salah
seorang pelanggannya. Lalu dia terlonjak kaget. “Hah! Stok Pocari Sweat Sudah
habis?” ucapnya setengah berteriak. Tiba-tiba banyak permintaan untuk
mengirim Pocari Sweat dari penjuru negeri.
Dengan
konsep dan rasa yang sudah dimengerti konsumen dan hasilnya berbuah pada musim
panas tahun kedua. Penjualan melonjak hingga 3 kali lipat dari Rp 900 milyar
(1980)menjadi Rp 2,6 triliun (1981)
Keyakinan
Presiden Direktur Akihiko akhirnya berbuah. Untuk mencapai sebuah kesuksesan
diperlukan perjuangan, kegigihan dan pengorbanan. Itulah filosofi yang dipegang
teguh oleh Akihiko yang didapat dari ayah dan kakeknya.
Sumber: https://harris-maulana.blogspot.co.id/2011/05/sejarah-pocari-sweat-perjalanan-panjang.html
Komentar
Posting Komentar